Satu Keluarga di Bangronge Terserang Diare, Satu Baby Meninggal

Jurnal8.com| MALLUSETASI — Serang diare yang mendadak muncul di Kabupaten Barru, yang menyerang Satu keluarga di Bangronge, Kelurahan Bojo Baru, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, bisa saja jadi kejadian luar biasa (KLB) . Pasalnya penyakit diare yang bisa mematikan ini muncul tiba-tiba di satu keluarga.

Pihak Puskesmas Bojo, yang berbatasan dengan Kota Parepare ini, membenarkan serangan Diare tersebut.

” Iya satu keluarga terdiri enam orang. Tiga dirawat inap di Puskesmas, dua Wat jalan, sementara seorang yang masih anggota keluarga tak dapat ditolong dan meninggal dunia , ” kata Isriani Latief, selaku penanggungjawab Puskesmas Bojo, kepada wartawan tadi.

Isriani Latif, menambahkan bila pihaknya sedang mendalami sebab kejadian yang menimpa satu keluarga ini.

Tiga korban diare yang dalam penanganan di Puskesmas, karena dehidrasi, akibat sejak serangan diare Kamis(16/8/2018) kemarin.

Sedang Balita yang meninggal diakui hanya berada di Puskesmas selama 30 menit saja dan korban sempat dirujuk ke RSUD Parepare namun korban tidak sempat tertolong.

Dalam teori medis, kata Isriani Latif, Balita ini sudah dalam kondisi kritis baru dibawa ke Puskesmas, sehingga upaya-upaya pertolongan tak mampu melawan kehendak yang diatas (Allah SWT).

Beri Pelayanan:
Begitu mendapat informasi , adanya warganya terserang diare, Bupati Barru H.Suardi Saleh, instruksikan ke bawahannya segera beri pertolongan/pelayanan kepada korban diare. Sedang pengawasan agar diare ini tidak meluas kepada tim medis perluas penjagaan dengan adakan kunjungan warga tetangga dan diperluas ke rumah-rumah lainnya agar siklus wabah diare mampu di cegah penularannya.

” Saat ini kami (tim bersama kabupaten) perbanyak uji laboratorium terutama mengambil sampel apa-apa saja yang di konsumsi korban diare sebelum positif diare menyerangnya, ” tambah Kepala Puskesmas Bojo Baru.

Ilustrasi

Hal-Hal yang Perlu Anda Lakukan Saat Anak Diare

Hal-hal apa saja yang perlu Anda lakukan jika bayi/anak Anda terkena diare?

1.Berikan cairan penggati/rehidrasi

Yang paling utama dan harus segera Anda lakukan saat bayi/ anak Anda terkena diare adalah memberikan cairan pengganti / rehidrasi. Saat diare tubuh mengeluarkan banyak cairan sehingga dibutuhkan penggantian cairan. Cairan tersebut dapat berupa oralit, kuah sayur, air jus atau ASI ( jika usia anak kurang dari 6 bulan).

Lalu seberapa banyak saya harus memberikan cairan pengganti pada anak?

Jumlah cairan yang Anda berikan disesuaikan dengan ada tidaknya dehidrasi pada anak.

Bagaimana cara menilai tanda dehidrasi?

Dilihat dari kemauan anak jika diberikan minuman.

Jika anak tampak  baik-baik saja, tidak tampak kehausan, tidak pucat, tidak lemas,tidak lunglai, maka berikan larutan oralit atau cairan pengganti setiap kali anak BAB. 1 gelas oralit/ kali BAB.

Sumber: Buku Panduan Lintas Diare. http://www.promosikesehatan.com

Jika tidak tersedia oralit saset, Anda dapat membuat oralit sendiri. Barikut ini bahan untuk membuat oralit sendiri :

200 mL air / 1 gelas belimbing air

2 sendok makan gula pasir

1/2 sendok teh garam

Jika anak usia masih kurang dari 6 bulan, maka berikanlah ASI. Susui anak selama ±30’ setiap kali anak BAB. Karena menyusui dalam 30 menit, ASI yang diberikan setara 120 mL.

Jika anak tampak kehausan atau lemas, tidak mau minum artinya anak sudah mengalami dehidrasi. Segera bawa anak ke dokter sambil dicoba untuk diberikan larutan oralit  di perjalanan menuju dokter. Hati-hati anak tersedak ! jika anak berisiko atau rentan tersedak, pemberian cairan tunggu sampai ke dokter.

Langkah berikutnya ialah

Perhatikan berapa kali, seberapa banyak, dan warna diare anak

Mungkin bagi sebagian orang hal ini ialah hal yang tidak perlu diperhatikan karena mungkin terkesan ‘jorok’ atau ‘menjijikan’. Namun demi kesehatan orang yang Anda sayangi tetap perhatikan. Apa kepentingan Anda harus melakukan hal ini? Hal ini turut menentukan apakah anak perlu segera di bawa ke dokter atau tidak.

Jika warna diare kuning dan cair saja, yang perlu Anda lakukan ialah segera memberikan asupan cairan.  jika usia anak sudah di atas 6 bulan berikan oralit. Jika usia kurang dari 6 bulan berikan asupan ASI.

Jika Anda mendapati diare anak terdapat lendir darah atau tampak seperti air cucian beras, ini pertanda Anda harus membawa anak Anda ke dokter untuk mendapatkan antibiotik. Bawa ke dokter ya Karena antibiotik hanya diberikan dengan resep dokter. Mengapa untuk mendapatkan antibiotik harus ke dokter? Karena dokter sudah mengetahui jenis dan dosis antibiotik yang tepat untuk anak Anda.

Selalu usahakan cuci tangan dengan sabun, ganti popok atau bersihkan tinja anak hingga bersihgunakan air bersih/air matang untuk konsumsi sehari-hari. Cukupi asupan nutrisi/makanan anak. Meski diare, tetap dicoba memberikan asupan makan.

*Anda perlu membawa anak ke dokter jika mendapati tanda bahaya sebagai berikut :

  • Diare lebih sering
  • Muntah berulang
  • Sangat haus
  • Makan/minum sedikit
  • Timbul demam
  • Tinja berdarah
  • Tidak membaik dalam 3 hari.

Lalu apakah pemberian oralit dan mengetahui tanda bahaya saja sudah cukup?

Jika anak Anda diare tanpa tanda dehidrasi, Anda dapat memberikan suplemen zinc dan Probiotik. Anda dapat membeli sirup zinc dan lactoB secara mandiri di apotek tanpa resep dokter.

2. Berikan suplemen Zinc

Sirup Zinc berguna dalam memperbaiki sel-sel epitel saluran cerna serta mencegah berulangnya diare. Bagaimana dosisnya?

contoh sirup zinc

Untuk Sirup zinc 10 mg/5mL

Jika usia anak < 6 bulan berikan 1 sendok takar / kali pemberian

Jika usia anak > 6 bulan berikan 2 sendok takar/ kali pemberian

Berikan sirup zinc tersebut 1x/ hari selama 14 hari. Hingga 14 hari ya. Meskipun diare telah selesai, tetap berikan hingga 14 hari. Pemberian sirup zinc pada anak dengan diare adalah wajib.

Berdasar Riskesdas 2013, dipaparkan bahwa pemberian oralit dan zinc terbukti menurunkan angka kematian akibat diare sebanyak 40 %.

Probiotik ? Apa itu Probiotik? Apakah wajib diberikan?

Probiotik memiliki fungsi memperbaiki  flora normal saluran cerna. Pada orang dewasa probiotik yang serong dikonsumsi ialah yakult. Contoh probiotik yang sering digunakan pada anak dengan diare ialah LactoB. LactoB tidak wajib diberikan pada anak dengan diare. Dari hasil berbagai penelitian pemberian probiotik pada anak diare mampu menurunkan lama diare serta menurunkan frekuensi diare anak.

LactoB dapat diberikan maksimal 3 sachet /hari. Cara penggunaan lactoB bisa dengan dicampurkan ke susu atau diberikan dengan dilarutkan pada 1 sendok makan berisi air putih. LactoB digunakan hingga diare berhenti.

Mari Mencegah Diare !

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati bukan??? . Di sini saya akan memaparkan beberapa hal yang dapat mencegah diare berdasar buletin diare kemenkes 2011. Terdapat 2 faktor yang dapat mencegah diare yaitu, perilaku sehat dan penyehatan lingkungan.

  1. Perilaku sehat

a.Pemberian ASI

Pemberian ASI di sini, diharapkan semua Ibu mampu memberikan ASI eksklusif untuk anak mulai dari 0-6 bulan. Apa sih maksud dari ASI eksklusif? Maksudnya ialah Ibu memberikan ASI pada bayi usia0-6 bulan. Hanya ASI, tanpa air, susu formula atau makanan apapun. Dalam waktu 0-6 bulan , bayi hanya mengkonsumsi ASI. ASI turut memberikan perlindungan pada diare. Pada bayi yang baru lahir , pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula.

b. Makanan pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan secara bertahap. Pada usia 6 bulan, berikan anak makanan lunak. Kemudian di usia 9 bulan mulai tambah berbagai macam makanan. Pastikan makanan dimasak hingga matang. Simpan makanan di lemari pendingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan ke anak.

Untuk contoh makanan sehat bayi-MP ASI Anda dapat mengunduh di sini Brosur Makanan Sehat Bayi_Kemenkes 2011

c. Menggunakan air bersih yang cukup

Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui tinja-mulut/ feses-oral. Kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar  tinja misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadahnya dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih.

d. Selalu cuci tangan

Dengan mencuci tangan kita menurunkan angka kejadian diare 47 %. Sebaiknya Anda mencuci tangan dengan menggunakan sabun.

e.Menggunakan jamban

Pengalaman di berbagai negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare.

f.Membuang tinja bayi dengan benar

Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat menularkan berbagai penyakit pada anak dan orang tua.

g. Pemberian imunisasi campak

Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga perlu pencegahan penyakit campak yaitu dengan imunisasi campak. Kapan imunisasi campak diberikan? Saat usia anak 9 bulan dan 18 bulan.

Sekaligus saya ingatkan untuk jadwal imunisasi anak berdasar Ikatan Dokter Anak Indonesia 2017  , dapat Anda unduh di  sini Jadwal Imunisasi 2017 Final

  1. Penyehatan lingkungan

a. Penyediaan air bersih

Berbagai penyakit diperantarai oleh air misalnya kolera, disentri, diare, hepatitis A dsb. Oleh sebab itu perlu penyediaan air bersih untuk menurunkan angka kesakitan.

b. Pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah merupakan hal yang sangat penting. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.

Menurut saya dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan , tidak salahnya jika sampah Anda pilah. bedakan sampah organik dan anorganik.

Untuk sampah organik contohnya : sampah sisa makanan, dedaunan, dsb . Sampah jenis organik dapat Anda timbun di tanah untuk selanjutnya menjadi pupuk kompos.

Sampah anorganik contohnya: botol, plastik, popok bayi dsb. Buang ke tempat sampah supaya nanti dikelola lebih lanjut di tempat pengelolaan sampah

c. Sarana pembuangan limbah

Air limbah baik pabrik maupun rumah tangga harus dikelola agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi sarat akan menimbulkan bau, menganggu estetika, dapat menjadi tempat perindukan nyamuk, sarang tikus.

Jika di halaman rumah Anda terdapat saluran air limbah / got, sebaiknya setiap pekan Anda bersihkan. Pastikan tidak menggenang, tidak berbau, serta tidak menjadi sarang nyamuk.

Ternyata dalam mencegah diare tidak hanya sehat perilaku saja yang dibutuhkan, sehat lingkungan juga perlu.

Akhirul kata, semoga tulisan ini bisa membawa kebermanfaatan bagi kita. Amin

Selamat mencoba dan selamat mempraktekkan di rumah. Semoga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, Amiiin

 

Sumber :

IDAI, 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia : Diare Akut. Jakarta

Kemenkes RI, 2011. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi DIARE di Indonesia. Jakarta

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan

Leave a Reply