Milad 22 tahun, FLP Meluncurkan Buku Sejarah

Jurnal8.com|Organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena (FLP) rencananya akan meluncurkan buku “Berbakti, Berkarya, Berarti: Jejak Forum Lingkar Pena dalam Gerakan Literasi Indonesia” pada acara Milad ke-22 FLP yang dirangkaikan dengan seminar nasional, musikalisasi puisi, dan peluncuran video profil FLP di Gedung Balai Pustaka, Jakarta (24/02).

Humas FLP, Zaky Fathurrahman, menjelaskan bahwa seminar nasional akan menghadirkan keynote speaker Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta Drs. H. Wahyu Haryadi, M.Si. Sementara diskusi panel akan diisi empat pembicara, yaitu Ketua Umum FLP Afifah Afra, Ketua Dewan Perpustakaan Provinsi DKI Jakarta Wien Muldian, Marketing Coordinator Let’s Read! Indonesia The Asia Foundation Reza Putra, dan Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Firman Venayaksa.

Adapun buku sejarah FLP yang akan diluncurkan ditulis oleh Divisi Litbang FLP Pusat. “Di masa kepemimpinan Sinta Yudisia, kita pernah berencana buat sejarah FLP, tapi belum jadi. Nah, di masa Afifah Afra inilah kita selesaikan, dan luncurkan,” kata Yanuardi Syukur, ketua Divisi Litbang FLP Pusat.

Buku sejarah FLP tersebut dimulai dari bab “mengenal FLP” yang menceritakan pendirikan FLP dari Masjid UI, persebaran FLP, penghargaan, kaderisasi penulis, alih Wahana, agen perubahan, dan konsep Literasi Berkeadaban yang menjadi motto kepengurusan FLP Pusat periode 2017-2021.

Bab selanjutnya menjelaskan perangkat organisasi FLP seperti Musyawarah Nasional, Dewan Penasihat, Dewan Pertimbangan, profil mantan ketua umum (Helvy Tiana Rosa, M. Irfan Hidayatullah, Setiawati Intan Savitri, Sinta Yudisia, dan Yeni Mulati/Afifah Afra), serta Badan Pengurus Pusat, Wilayah, Cabang, dan Ranting.

Bab “Program Pembinaan” menjelaskan soal visi dakwah bilqalam, urgensi dakwah bilqalam, perekrutan anggota, pelatihan menulis, penerbitan buku, kritik sastra, kelas menulis online, dan Rumah Baca dan Hasilkan Karya (Rumah Cahaya).

Selanjutnya, kata Yanuardi lagi, buku sejarah FLP membahas secara singkat “Jaringan Penulis” FLP di dalam dan luar negeri serta jejaring Blogger FLP yang aktif memproduksi konten-konten positif untuk internet.

Soal “Advokasi Penulis dan Kemanusiaan” juga dibahas, bersama dengan sub-bab lainnya seperti “Manajemen Penulis” dan “Solidaritas untuk Penulis” dan “Solidaritas Kemanusiaan”. Dalam solidaritas kemanusiaan, FLP secara rutin menggalang dana bantuan untuk berbagai bencana di dalam dan luar negeri.

Buku ini juga menceritakan kerjasama yang telah dibangun FLP dengan Penerbit Buku, Lembaga Pemerintah, Kedutaan Besar, Organisasi Literasi, Perusahaan, Media Massa, dan LSM.

Pada bagian terakhir, buku yang ditulis oleh Yanuardi Syukur, M. Dzanuryadi, Topik Mulyana, Supriadi Herman, Bulqia Mas’ud, dan Elvira Suryani tersebut dijelaskan soal apa arti FLP bagi Indonesia. Selama 22 tahun FLP berkontribusi dalam berbagai kegiatan literasi yang bertujuan untuk membangun karakter bangsa Indonesia.

“Buku ini tentu saja belum sempurna seutuhnya dalam memotret FLP, akan tetapi kita berharap banyak masukan dari berbagai pihak,” pungkas Yanuardi Syukur yang juga kandidat doktor dari Departemen Antropologi FISIP UI. *

Leave a Reply