Jurnal8.com|Maraknya buruh ilegal yang beroperasi saat Kapal milik PT Pelni Embarkasi Debarkasi, khususnya kapal tujuan KTI (Kawasan Timur Indonesia), disoroti para mandor buruh Embarkasi Debarkasi.
Pertamuan yang di prakarsai Kapolsek Soeta Pelabuhan Makassar, AKP Rizkiana SH, yang dihadiri Kanit Patroli Satuan Sabara Polres Pelabuhan Makassar, Ipda Stepanus R, Kabag Operasi PT Pelni Cabang Makassar, Budi Wibowo, Kanit Patroli Polsek Soeta, Masjaya, Perwakilan PT Sarana Bandar Nasional Pelnilogistics, Lopes, Koordinator Keamanan PT Pelindo IV Cabang Makassar, Suryady Rajab, serta para Mandor dan Buruh Embarkasi Debarkasi Pelabuhan Makassar, membahas keberedaan buruh ilegal tersebut.
Menurut salah seorang mandor buruh hijau, H Amir, mengatakan, sejak beroperasinya buruh ilegal hingga di palka, saat kapal milik PT Pelni embarkasi debarkasi, berimbas pada menurunnya pendapatan buruh resmi (hijau dan coklat).
H Amir berharap, segera dilakukan penertiban dan melarang buruh ilegal tersebut beroperasi di areal Pelabuhan Makassar, saat kapal milik PT Pelni melakukan embarkasi debarkasi, dan menghimbau kepada buruh resmi, agar tidak memasang tarif yang mahal, ujarnya.
Sementara Kapolsek Soeta, AKP Rizkiana SH, mengatakan, “demi keamanan dan ketertiban terkait maraknya buruh ilegal di areal Pelabuhan Makassar, saat kapal milik PT Pelni embarkasi debarkasi, saya akan berkoordinasi dengan pihak Otoritas Pelabuhan Utama Makassar”, ujarnya.
“Untuk sementara, buruh ilegal tidak boleh melakukan aktifitas saat kapal milik PT Pelni embarkasi debarkasi, sebelum ada keputusan hukum dari instansi terkait dalam Pelabuhan Makassar”, jelasnya.
Laporan: Guntur
Leave a Reply