Jurnal8.com|Menteri Perhubungan, Ir Budi Karya Sumadi mengaku kaget melihat perkembangan Makassar yang tumbuh cukup pesat, saat berkunjung ke MNP (Makassar New Port).
“Saya kaget, Gubernur katakan bahwa kapasitas petikemas di lapangan penumpukan Terminal Petikemas Makassar (TPM), yang dulunya 700.000 TEUs, sekarang sudah lebih dari 1 juta TEUs per tahun. Ini membuktikan Makassar sudah sama sibuknya dengan Surabaya,” ujarnya.
Akibat pertumbuhan yang cukup pesat, Budi menghimbau kepada PT Pelindo IV, untuk segera membangun, mereklamasi, melengkapi peralatan sesuai prosedur, dan memperhatikan GCG serta layanan.
Lanjut Budi Karya, kalau dulunya bongkar muat biasanya harus menunggu hingga tiga hari, sekarang jadi dua hari. Kalau dulunya dua hari, sekarang harus sehari saja prosesnya.
“Oleh karena itu, Kemenhub mensupport kegiatan yang ada di Makassar ini, apalagi Makassar adalah Pelabuhan penghubung di KTI (Kawasan Timur Indonesia). Secara detail Budi mengetahui, bahwa Makassar, memiliki produk pertanian yang unik seperti, Kakao, Kacang Mete, Rumput Laut dan lain sebagainya, pastinya membuat kekuatan ekonomi masyarakat di KTI semakin baik,” bebernya.
Budi juga berharap, selain membangun Makassar, Pelindo IV juga harus mengembangkan pelabuhan yang ada di Indonesia bagian timur. Karena tugas dari Pelindo IV bukan hanya membangun MNP tetapi juga bagaimana mendistribusikan barang-barang dari Makassar dan KTI ke pelabuhan yang ada di pulau-pulau yang lain, seperti Papua, Maluku, NTT dan lain-lain.
Mengenai tol penghubung Makassar New Port, Menhub mengatakan secara planning pihaknya bersama dengan Pemda akan menetapkan bagaimana jalan tol, bagaimana dengan pelabuhan. “Yang melaksanakan nanti adalah swasta (B to B).
Terkait penetapan Makassar sebagai Pelabuhan Internasional, Budi Karya mengatakan pihaknya sudah meminta harus ada satu penataan antara industri, jalan dan kegiatan yang mensupport (Makassar sebagai Pelabuhan Iternasional) secara terintegrasi.
Tonton videonya :
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Farid Padang memaparkan, realisasi fisik pembangunan Makassar New Port Tahap I realisasi agregate-nya sudah mencapai 95,65%. Dengan rincian, Tahap 1 Paket A progressnya sudah 100%, Paket B mencapai 96,19% dan Paket C sudah 85,76%.
“Saat ini, di Tahap I Paket B sedang dilakukan pekerjaan revetment, pengecoran jalur RTGC, pekerjaan perkerasan paving block dan rigid serta pengerukan. Sedangkan di Paket C sedang dilakukan finishing top layer,” terang Farid.
Dia menuturkan, pada Sabtu (16 Maret 2019), pihaknya kembali mendatangkan alat yakni 8 unit Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane di Makassar New Port (MNP) sebagai salah satu bentuk komitmen yang kuat dari Pelindo IV untuk menunjukkan kepada masyarakat di Indonesia Timur bahwa pelabuhan besar telah hadir.
“Karena saat ini MNP sudah melayani sekitar 50 kapal lebih dan sudah banyak yang meminati pelabuhan baru ini. Sudah banyak perusahaan pelayaran maupun pemilik barang yang sangat interest untuk melakukan kegiatan operasional kapalnya di pelabuhan baru dan hub di Indonesia Timur ini,” terang Farid.
Dengan kedatangan 8 unit RTG Crane yang tiba pada Sabtu lalu, total saat ini MNP memiliki 28 unit alat yang terdiri dari 2 unit Ship to Shoe (STS) Crane, 10 unit RTG Crane, 2 unit Reach Stacker 45 Ton, 1 unit Forklift 32 Ton, 1 unit Forklift 7 Ton dan 12 unit Terminal Tractor.
Menurutnya, 8 unit RTG yang baru didatangkan tersebut untuk percepatan produktivitas baik di lapangan maupun di dermaga. Hal itu juga menunjukkkan kerja keras Pelindo IV dalam rangka menyukseskan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang sedang disiapkan untuk diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo. (*)