Jurnal8.com| Sebanyak 9 orang calon penumpang KM Ceremai dari Pelabuhan Makassar, dengan tujuan Pelabuhan KTI (Kawasan Timur Indonesia), dicoret atau tidak di ikutkan berlayar, lantaran diduga keras menggunakan SKD (Surat Keterangan Domisili) palsu, saat membeli tiket diri di beberapa calo tiket dan travel.
Kepala Cabang PT Pelni Makassar, Ridwan Mandaliko mengatakan, pihaknya akan mencoret atau tidak mengikutkan calon penumpang kapal milik PT Pelni, jika nama calon penumpang tidak sesuai dengan nama yang tertera di tiket dan KTP (Kartu Tanda Penduduk), dan indentitas yang ada.
Pihak PT Pelni Cabang Makassar, menolak calon penumpang yang hanya menggunakan SKD, karena terindikasi menggunakan surat keterangan domisili yang beredar, adalah SKD Aspal (asli tapi palsu) saat membeli tiket, ujarnya.
“Ketentuannya sudah jelas, kalau mau berangkat menggunakan SKD, minimal sudah bertempat tinggal di lokasi itu selama enam bulan, namun ternyata masih ada yang berbuat curang,” tegas Ridwan Mandaliko.
Ridwan menerangkan, SKD disebut asli karena kartu keluarga tersebut resmi dikeluarkan oleh pejabat pemerintahan terkait. Namun, lanjutnya, disebut palsu lantaran masa domisili dalam SKD tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, terbukti nomor registrasi SKD yang terbit, semuanya sama, keterangan pekerjaan adalah “IRT” (Ibu Rumah Tangga), sementara yang berangkat adalah pria.
Penumpang diduga memalsukan domisili hanya untuk bisa berangkat atau ikut dalam pelayaran yang diduga dibuatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Sementara salah seorang penumpang tujuan Manokwari, Aswan, yang batal berangkat mengatakan, sangat menyayangkan tidak adanya pengawasan dari petugas yang ada di Pelabuhan Makassar.
Lanjut Aswan, ini “ini pemalsuan yang nyata di depan mata, kenapa tidak ada tindakan yang tegas,” ujarnya. (guntur)
Leave a Reply