Bima_Jurnal8.com | Aksi orasi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Bima Makassar Menggugat yang ke 3 (tiga) kalinya memberikan warna baru dalam dunia pergerakan.
Aksi ini diwarnai dengan teatrikal rakyat yang menjerit ditarik lehernya sambil mengusung keranda mayat sebagai bentuk ” matinya kepercayaan rakyat”, sudah kesekian kalinya mereka melakukan orasi di depan kantor Pemerintah Daerah Bima, namun tidak pernah ditemui oleh Bupati Bima
“Entah kenapa Bupati Bima enggan menemui kami”. Tutur M. Nor selaku koordinator lapangan. Senin, 6/7/2020L
Lanjutnya, “Kali ini kami mengangkat tema Matinya Kepercayaan Rakyat”. Sahut Rangga sapaan akrab mahasiswa salah satu kampus di Makassar.
Di kesempatan yang sama Yusuf selaku Jendral Lapangan menuturkan bahwa teatrikal tersebut sebagai simbol matinya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin hari ini.
“Kami juga memadukanya dengan hari Jadi Bima yang ke 380 dan Hari Bhayangkara ke 74”. Terangnya.
Walaupun masa aksi melakukan tetrikal, namun mereka tetap fokus pada tuntunya yakni, Bebaskan biaya rapid tes dan swan kepada mahasiswa, Pelajar dan masyarakat.
Transparansi Penggunaan anggaran covid_19M dalam membuat kebijakan melalui peraturan daerah untuk kesejahteraan Mahasiswa yang kuliah di luar kota.
Menetapkan peraturan untuk menekan kestabilan harga pupuk, obat obatan, dan mengstabilkan harga hasil pertanian.
(Shuky)