Tragedi Kanjuruhan, GMPI Minta ” Copot Kapolda Jatim “

Jurnal8.com| Malang,- Dunia bersatu mengheningkan cipta untuk korban tragedi di Kanjuruhan, Malang, setelah pihak berwenang Indonesia mengatakan bahwa setidaknya 125 orang tewas di stadion.

Musibah terjadi saat suporter Arema FC menyerbu lapangan di Stadion Kanjuruhan, menyusul kekalahan timnya 3-2 dari rival bebuyutan Persebaya Surabaya.

Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Angkat Bicara penggunaan Gas Air Mata Saat amankan Massa:

Sekretaris Umum GMPI, Muhammad Fadli Rifaldi menjelaskan bahwa, Petugas kepolisian yang bertugas di stadion Kanjuruhan Malang diduga keras telah melanggar aturan FIFA pasal 19 b yang berbunyi No firearms or “crowd control gas” shall be carried or used.

“Tidak ada senjata api atau gas pengendali masa (gas air mata) yang boleh dibawa atau digunakan”. Tegasnya

Kapolda Jatim harus bertanggungjawab atas Tragedi Stadion Malang , Hal ini ditegaskan Muhammad Fadli, ” Jangan hanya Kapolres saja dicopot, Kami juga  mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Jawa timur, Irjen Nico Afinta atas tragedi Kunjuruhan yang mengakibatkan meninggalnya para suporter dan juga anggota polisi akibat penggunaan gas air mata yang mengakibatkan suporter berdesak-desakan di pintu keluar stadion sehingga menelan korban jiwa

” Kapolda Jatim sebagai atasan yang menugaskan anggotanya dalam melaksanakan pengamanan pertandingan Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan dengan membawa gas air mata dalam melakukan pengamanan di area stadion.” Tandasya

Alasan Kapolda Jatim Terkait Penggunaan Gas Air Mata

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan soal penggunaan gas air mata saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan meski ada larangan dari FIFA.

Dia menyebut penggunaan gas air mata itu terpaksa dilakukan.

“Hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap mereka yang di atas,” ucap Irjen Pol Nico Afinta pada Minggu dini hari (2/10/2022) di Mapolres Malang.

Tapi kepanikan justru terjadi juga kepada mereka yang masih berada di tribun untuk mencari jalur keluar karena pedihnya gas air mata.

“Itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan, supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan, ataupun mengejar para pemain dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata karena menyerang petugas, sudah merusak mobil, dan akhirnya kita semprotkan gas air mata,” terangnya.

Nico menyatakan terjadi penumpukan di beberapa pintu yang menyebabkan 127 korban jiwa dan 180 orang luka-luka.

(Laporan Rinaldy)

 

Leave a Reply