Gempa Turki Suriah: Korban Jiwa 41 Ribu, Erdogan Akui Ada Masalah di Awal Penanganan

Jurnal8.com|Tim SAR bekerja di bangunan yang runtuh, pasca gempa mematikan, di Adiyaman, Turki, 12 Februari 2023. REUTERS/Sertac Kayar 

Sembilan orang diselamatkan dari puing-puing di Turki dalam pencarian hari Selasa, 14 Februari 2023, lebih dari seminggu setelah gempa besar melanda. Sementara jumlah korban tewas di Turki dan Suriah sudah mencapai 41 ribu.

Fokus upaya bantuan bergeser untuk menolong orang-orang yang sekarang berjuang tanpa tempat berlindung atau makanan dalam cuaca sangat dingin.

Bencana ini telah merusak kota-kota di kedua negara, membuat banyak orang yang selamat kehilangan tempat tinggal di suhu musim dingin yang hampir membeku.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengakui adanya masalah dalam tanggapan awal terhadap gempa berkekuatan 7,8 yang melanda pada 6 Februari lalu, tetapi mengatakan situasinya sekarang terkendali.

“Kami menghadapi salah satu bencana alam terbesar tidak hanya di negara kami tetapi juga dalam sejarah kemanusiaan,” kata Erdogan dalam pidato televisi di Ankara.

Baca juga : Tim SAR temukan Mayat Satriani di Sungai Jeneberang

Mereka yang diselamatkan pada hari Selasa termasuk dua adik kakak berusia 17 dan 21 tahun, ditarik dari sebuah blok apartemen di provinsi Kahramanmaras, dan seorang pria dan wanita muda Suriah dengan kerudung macan tutul di Antakya diselamatkan setelah lebih dari 200 jam di reruntuhan. Mungkin masih ada korban selamat yang belum ditemukan, kata seorang penyelamat.

Tetapi otoritas PBB mengatakan fase penyelamatan akan segera berakhir, dengan fokus beralih ke tempat berlindung, makanan, dan sekolah.

“Orang-orang sangat menderita. Kami mengajukan permohonan untuk menerima tenda, bantuan, atau semacamnya, tetapi sampai sekarang kami tidak menerima apa-apa,” kata Hassan Saimoua, seorang pengungsi yang bersama keluarganya berada di sebuah taman bermain di kota tenggara Turki Gaziantep. .

Saimoua dan warga Suriah lainnya yang berlindung di Gaziantep dari perang kini kehilangan tempat tinggal akibat gempa dan hanya menggunakan lembaran plastik, selimut, dan karton untuk mendirikan tenda darurat di taman bermain.

“Kebutuhan sangat besar, meningkat setiap jam,” kata Hans Henri P. Kluge, direktur Organisasi Kesehatan Dunia untuk Eropa. “Sekitar 26 juta orang di kedua negara membutuhkan bantuan kemanusiaan.”

“Ada juga kekhawatiran yang berkembang atas masalah kesehatan yang muncul terkait dengan cuaca dingin, kebersihan dan sanitasi, dan penyebaran penyakit menular – dengan orang-orang yang rentan khususnya yang berisiko.” (Andi Sheva)

Leave a Reply