PPI Paotere Pusat Penjualan Ikan Nomor Satu Ternyata Bau dan Kotor

Jurnal8.com| Makassar,- Paotere adalah pelabuhan ikan yang menjadi denyut nadi dan mata rantai ekonomi yang melibatkan banyak pelaku usaha dan pekerja. Paotere adalah muara sekaligus hulu bagi ikan dari laut serta sungai hingga tersaji di meja makan kita.

Paotere dan Rajawali di Makassar, Sulawesi Selatan, berarti menyebut dua kawasan yang sekaligus menjadi nama pelabuhan pendaratan ikan (PPI) yang sibuk dan ramai sepanjang pagi hingga sore. Dari sinilah segala ikan didaratkan hingga kemudian berakhir di meja makan.

Jejeran kapal ikan siap bersandar di Pelabuhan Pendaratan Ikan Paotere, Makassar, Rabu (12/1/2022). Paotere adalah salah satu pelabuhan ikan yang besar dan ramai di Makassar.

Jarum jam masih menunjukkan pukul 07.00 Wita. Minggu (25/6/2023) Pagi, saat kesibukan di PPI Paotere yang berada di utara Kota Makassar sudah padat. Kendaraan yang menuju pelabuhan ikan berusia sudah cukup lama ini berjalan lambat. Tempat parkir di halaman tak mampu menampung kendaraan. Jalan di masuk di PPI pun menjadi tempat parkir.

Di dalam area PPI, manusia berjejal berjalan lambat di antara tumpukan keranjang dan wadah berisi ikan. Sebagian ikan ditempatkan di atas terpal, bahkan lantai.

Di bagian belakang bangunan kantor UPT PPI Paotere inilah kapal-kapal ikan bersandar.

Deretan kapal mengantre untuk merapat dan memindahkan muatan ikan ke PPI. Setiap kali kapal akan mendarat, serombongan remaja bergegas meloncat ke laut, berenang dan langsung naik ke kapal. Sebagian masuk ke lambung kapal dan sebagian berdiri di atas haluan. Ikan pun berpindah secara estafet dari satu orang ke orang lain hingga naik ke pelataran PPI.

Di pelataran, rombongan pemasok ikan dan pedagang sudah menunggu. Tak butuh waktu lama untuk tawar-menawar hingga ikan berpindah ke kendaraan, yang selanjutnya membawa ke rumah-rumah makan atau restoran besar. Sebagian tetap berada di PPI dan dijual kepada pedagang ikan keliling, pemilik warung makan kecil, hingga pengunjung yang membeli untuk keperluan pribadi.

Di antara pemasok ikan pagi itu ada Amir (44 tahun). Dia setiap Minggu memasok satu ton ikan air tawar Patin yang dibelinya di Penambak Ikan di Danau Tempe Kabupaten Soppeng untuk di jual di PPI Paotere.

Masih ditempat yang sama,H. Tajuddin menjelaskan bahwa dirinya sudah melakukan usaha jual beli ikan selama 30 tahun di PPI Paotere

” Alhamdulillah selama di PPI Paotere transaksi jual beli ikan yang saya geluti ini lancar tapi untuk menambah pasokan ikan  kendala cuma pada modal usaha saja.

Ada Beberapa rumah makan besar sudah langganan sama saya. Jadi saya sudah tahu ikan apa yang mereka butuhkan dan berapa banyak. Saya juga sudah punya beberapa pemasok tetap. Kecuali ada pesanan ikan tertentu yang tidak didapat pemasok saya, biasanya saya ambil ke nelayan lain,” kata H. Tajuddin yang merupakan ketua Kelompok Koperasi Mabbelo

Salah satu pengunjung PPI Paotere, Ismail (43 tahun) mengeluhkan kondisi ketika masuk area Lelong hingga di dalam area PPI dimana saat masuk banyak kendaraan yang parkir sembarangan hingga membuat macet sementara bagian area dalam PPI banyak kubangan dan genangan air berwarna hitam dan bau bahkan atap dibagian dalam yang dijadikan tempat jual beli ikan atapnya pada bolong- bolong kayaknya kurang perhatian dari pengelola padahal di PPI Paotere” harapnya

Secara terpisah, Faris (30 tahun) Drive Malili – Makassar yang membawa hasil ikan dari Samarinda menjelaskan bahwa PPI Paotere sebagai pusat penjualan ikan nomor satu di Makassar perlu ada perbaikan fasiltas seperti pada area bangunan atap yang sudah keropos dan berlubang bisa membahayakan pengunjung dan pedagang dan parkirannya harus diatur bagus hingga tidak menyebabkan macet, toilet umum harus ditambah karena tidak sebanding dengan pengunjung yang datang di PPI Paotere, ” Tandasnya . (Is)

Leave a Reply