Jurnal8|wajo_Nene Pakande merupakan film yang berasal dari cerita rakyat suku Bugis yang sangat populer di Sulawesi Selatan yang bercerita tentang sosok Nenek Tua yang gemar memakan anak anak.
Kata pakande sendiri berasal dari kata “manre” yang artinya makan, hal tersebut tentunya mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan khususnya pemerintah kabupaten wajo.
Astuti selaku Master of Ceremony (Mc) Senin (25/03/24) membuka kegiatan gala premiere dengan kata sambutan kepada pemain, kru, beserta pemerintah kabupaten Wajo.
Dalam gala film tersebut turut hadir Pj bupati Wajo Andi Batara Lipu, Wakapolres Wajo, Kompol Jasman Parudik dan jajarannya, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup kabupaten Wajo, tentunya kehadiran para tamu undangan sebagai bentuk dukungan bahwa pemerintah ada untuk karya anak Wajo
Tidak hanya ‘gala premiere’ saja akan tetapi para pemeran film nene pakande beserta kru turut meramaikan kegiatan tersebut.
Nene pakande ini merupakan salah satu cerita rakyat bugis yang perlu di lestarikan, sebab cerita rakyat itu sendiri merupakan Kesusastraan suatu daerah yang menjadi idetlntitas daerah tersebut.
Kehadiran film tersebut merupakan karya Irwandi Irgantara selaku sutradara sekaligus penulis naskah cerita, yang di produksi oleh bale rakko production merupakan Revitalisasi Kesusastraan yang sangat perlu kita berikan apresiasi sebagai bentuk pelestarian cerita rakyat bugis.
“Seperti yang kita ketahui bersama generasi muda saat ini lebih condong terhadap film film luar ketimbang film yang ada di daerah mereka sebab masih sangat jarang yang mengangkat sebuah film yang bertajuk cerita daerah,” sebut Astuti.
Film ini tambah Astuti produksinya dimulai pada tanggal 21/12/2023 dan selesai di produksi pada tanggal 24/01/2024, “Lumayan singkat namun memiliki suka duka tersendiri untuk sebuah produksi film yang mampu menembus gedung pertunjukan (bioskop),” jelasnya.
Adapun pemeran utama film tersebut yakni Baso Achmad Farel Alghifary Folerio sebagai Beddu, Andi Muhammad Nadhir Aufa Mursidin sebagai Alif, Andi Ainun Putri Ajeng sebagai Rahma, Andi Qabilah hadfinniza sebagai lisa, Afra marsyaniswah sebagai ajeng, Jenni Pannaco sebagai Andi Batara Cenning.
“film Nene Pakande ini rencananya akan tayang di bioskop serta sekolah-sekolah pada tgl 31/03/2024.” Tandas Astuti.
Secara terpisah Pj Bupati Wajo, Andi Batara mengungkapkan rasa haru dan bangganya terhadap generasi muda Wajo. “Sebab mulai dari produksi, lokasi, pemain, semuanya di lakukan di Wajo. Tentu ini merupakan hal yang luar biasa bagi perkembangan kreativitas bagi generasi muda dalam melakukan inovasi di bidang perfilman yang tidak semua orang melirik hal tersebut,” katanya.
Pemerintah Wajo sambung Pj bupati, memberikan apresiasi kepada sutradara, penulis, cameramen serta seluruh pemain. Menurutnya film ini memiliki nilai budaya lokal yang mengangkat cerita rakyat untuk di jadikan pelajaran bagi kita semua.
“Sekali lagi saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingganya untuk seluruh komponen perfilman atas terwujudnya film ini. Semoga generasi muda Wajo dapat menjadi cikal bakal perkembangan perfilman di Indonesia. Mengingat ada banyak cerita rakyat di Wajo yang bisa di angkat menjadi film, “ ujar Andi Batara yang juga menjabat Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Kalau di daerah Jawa itu film Sangkuriang sudah beberapa kali tayang mulai versi jadul hinga modern, saya fikir hal tersebut juga dapat kita lakukan di Wajo dengan kekayaan alam hingga cerita lokalnya sehingga mampu memperkaya nuansa perfilman nasional“ terangnya.
Dengan begitu Andi Batara berharap kepada generasi muda Wajo agar terus melakukan hal positif sehingga menjadi aktor utama pada saat indonesia memasuki generasi emas di tahun 2045.
“Semoga kreativitas generasi muda kabupaten Wajo tetap terjaga Insya Allah Pemkab Wajo selalu mendukung dengan batas wewenang yang di miliki” kunci Andi Batara
LP.(Andi Sheva)
Editor.Andi Syawal