Kiai Sudirman, Kecam ‘ejekan’ Pendeta Gilbert Lumoindong

Jurnal8.com|Makassar,- Ledekan Pendeta Gilbert Lumoindong soal zakat dan shalat berbuntut panjang. Sejumlah organisasi Islam di Makassar, menolak kedatangan Gilbert sebelum masalah tersebut tuntas. Kini Pendeta Gilbert terancam pidana jika polisi mengusut tuntas kasus tersebut, sesuai desakan tokoh agama.

Seperti di ketahui dalam rangka kegiatan Paskah, pendeta Nasional ini, memiliki jadwal padat di berbagai gereja protestan di Makassar, sayangnya karena ceramahnya tersebut, oleh sejumlah ormas muslim, Gilbert di larang ke Makassar.

Wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Makassar, KH. Sudirman menilai tindakan Gilbert Lumoindong tersebut telah memicu kekhawatiran di tengah masyarakat yang beragam secara keagamaan, dengan cara mengejek umat islam dalam beribadah.

Dalam video Gilbert menyampaikan perbandingan antara kegiatan ibadah dalam agama Kristen dan Islam. Ibadah dalam agama Kristen dilakukan sekali seminggu tanpa ritus pembersihan tubuh. Sementara shalat dalam Islam membutuhkan pembersihan dan gerakan fisik yang lebih kompleks.

”Selaku tokoh agama di Sulawesi Selatan, kami cukup prihatin dengan masalah ini. Sepanjang sejarah, kaum Yahudi dan Jahiliyah sudah menghina kami umat Islam. Tapi Alhamdulillah keimanan umat muslim tidak pudar. Dia (Muslim) itu seperti emas. Nabi kami di hina dikatakan ‘nabi gila’ dan tukang sihir’ toh tidak terbukti. Buktinya umat Islam hingga saat ini terus bertambah banyak dan kuat ” ujar Kiai Sudirman.

Disisi lain pembawaan Pdt Gilber dengan tertawa dianggap Kiai Sudiman sebagai ejekan “Saat menyampaikan khutbahnya ke jemaatnya dia (Gilbert-red) membawakannya dengan tertawa. Hal ini tentu saja seperti mengejek kami umat islam. Juga telah mencela dan merendahkan apa yang telah Allah perintahkan melalui rasul-Nya, seperti Shalat dan Zakat” ujar Kiai Sudirman Selasa, (16/4/24) malam sebelum berkunjung ke rumah jabatan Walikota Makassar untuk membicarakan masalah ini.

Disisi lain Kiai Sudirman yang juga founder organisasi sosial dan dakwah Tajdidul Iman (TI) menekankan pentingnya menghormati keyakinan agama lain. Dia juga meminta untuk tidak menggunakan materi dakwah yang bisa menyinggung perasaan umat lain.

“Kepada semua tokoh agama, kami memohon agar dalam menyampaikan dakwah dan siraman rohani, memberikan kesejukan dan menjaga harmoni kehidupan umat beragama,” pinta Kiai Sudirman melanjutkan.

KiaI juga meminta kepada umat islam untuk terus bersatu memperkokoh aqidah keimananya. “Dengan kejadian ini, umat islam harus semakin kokoh aqidahnya, Mari jaga persatuan dan kesatuan dan semoga kejadian ini tidak terulang kembali,” tandasnya.

 

Leave a Reply