Jurnal8|Makassar_Bertempat di rumah Tahfidz Alquran (Khusus Akhwat) jalan Cemara Toddopuli – Panakkukang, kota Makassar, Tajdidul Iman (TI) menyelenggarakan pelatihan jenazah bagi para santri Rabu (29/5) malam. Kegiatan ini –pun berlangsung sukses dan nampak sejumlah santri akhwat menyambut baik pelatihan ini.
Tak heran koordinator PJTI Akhwat dan juga ketua tim Pelatihan Ustadzah Darmawati, S.Ag, M.Pd.I, mengaku puas melihat antusias para santriwati yang mau belajar tentang penyelenggaraan jenazah, hingga tidak terasa waktu memasuki pukul 23.00 wita malam para santri masih antusias mengikuti pelatihan tersebut.
“Antusias para santri ini cukup besar. Saya berharap dari pelatihan ini akan ada penerus PJTI dan semoga mereka dapat mengamalkan ilmu yang telah kami berikan untuk membantu warga di sekitarnya khususnya yang berduka” kata Ustadzah Darmawati
Selain itu, ia juga bersyukur karena seluruh peserta yang terdiri tingkatan SMP dan SMA berjumlah 56 siswa ditambah para pembina dan pengasuh 7 orang sudah mengutarakan keinginannya siap bergabung di PJTI untuk membantu kegiatan selanjutnya.
“Alhamdulillah.. tentu kami menerima dan menyambut baik keinginan mereka untuk menjadi relawan PJTI. Semoga PJTI dapat berkembang dan bermanfaat untuk semua ummat dan semoga Allah meridhoi apa yang telah kami perbuat untuk membantu sesama” tandas Ustadzah Darmawati.
Sebelumnya pada Sabtu 18/5/2024 malam ba’da shalat Isya, bertempat di Masjid Ta’mirul Masajid jalan Banda kota Makassar juga dilaksanakan pelatihan penyelenggaraan jenazah oleh PJTI. Acara ini terselenggara atas undangan pimpinan pondok Ma’had Fathul Muin Tahfidzul Quran (MFM-TQ) Muhammadiyah Cabang Makassar.
Nampak sejumlah santri MFM-TQ Muhammadiyah Cabang Makassar terlihat serius mengikuti pelatihan yang dibawakan langsung koordinator Ikhwan PJTI Ustadz Algifari Paturusi tersebut.
“Kami bersyukur para santri mengikuti pelatihan ini dengan serius. Karena memang, profesi pemandi Jenazah itu sangat langka sementara ada pemikiran, jika para pemandi jenazah itu harus orang yang sudah sepuh dan memiliki banyak ilmu.” Ujar Ustad Algifari saat membawakan materinya.
Padahal sambung ustad Algifari, pemandi jenazah itu harus dilakukan semua muslim baik tua maupun muda, bahkan para santri. “Pesan kami kepada para peserta santri agar senantiasa menjaga niat Lillahi Ta’ala. Berharap hanya pada Ridho Allah Ta’ala, juga sebagai bekal bagi diri dan keluarga ketika suatu saat mereka membutuhkan tenaga kita.” tandas Ustad Alghifari
Sementara itu Pimpinan Ma’had Fathul Muin Tahfidzul Quran (MFM – LQ) Muhammadiyah cabang Makassar yang diwakili wakil direkturnya, Ustadz Herlin Yuftah melihat kehadiran PJTI saat ini, telah banyak memberi manfaat, khususnya bagi keluarga yang berduka.
“PJTI bukan hanya mengurusi jenazah tapi juga memberi pembinaan, edukasi secara serius kepada masyarakat khususnya generasi muda agar bisa ikut andil dalam kegiatan amal ini sebagai jawaban di masyarakat, bahwa mengurus jenazah tersebut bisa dilakukan siapa saja, bukan hanya orang tua” tegasnya.
Disamping menjadi kewajiban kifayah bagi umat islam, sambung ustad Herlin pelatihan ini sangat penting untuk menyiapkan generasi pelanjut yang handal dan siap membantu sesame. Dia juga berharap, agar kedepan PJTI lebih banyak memberi edukasi atau pelatihan pengurusan jenazah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
“Saya berdoa, semoga saya tidak meninggal sebelum melihat PJTI membuat cabang cabang di setiap daerah minimal di ruang lingkup Sulawesi Selatan supaya manfaat PJTI ini dapat semakin luas dirasakan manfaatnya bagi warga yang berduka, Insya Allah “ kunci Ustadz Herlin Yuftah (tim)