JURNAL8.COM| Makassar, 27 Agustus 2024 – Di tengah keramaian Jalan Dg Ngeppe, seorang bocah berusia tujuh tahun bernama Put dengan penuh semangat menjajakan stiker berlafaz suci di warung-warung kopi. Dengan senyum ceria yang tak pernah pudar, Put menawarkan stiker bertuliskan nama Allah, Muhammad, dan surat-surat pendek dari Al-Qur’an kepada setiap pengunjung. Di usia yang sangat muda, Put sudah memahami tanggung jawab yang besar.
Sore itu, Ricky, seorang wartawan, dan Mustakim Ds, serta Farid Mamma, seorang advokat senior di Kota Makassar, bertemu dengan Put. Mds adalah pelanggan setia yang kembali membeli stiker dari Put dan duduk di samping Ricky. Saat itu, Put berdiri di samping sambil mengamati handphone yang dipinjamkan kepadanya untuk menonton film anak-anak di YouTube. Wajah Put tampak berseri-seri saat menyaksikan tayangan kesukaannya, menandakan betapa berharganya kesempatan sederhana ini baginya.
Ketika kesempatan datang, Ricky memulai percakapan dengan Put. “Kamu sekolah, ya?” tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu. Put menjawab dengan polos, “Saya sekolah dasar kelas 1.” Kemudian Ricky bertanya, “Siapa yang menyuruh kamu jualan stiker ini?” Put menjawab dengan jujur, “Mama saya. Kami perlu membayar uang sekolah sebesar 10 ribu rupiah.”
Rasa haru semakin mendalam ketika Put menjelaskan bahwa meskipun sekolahnya adalah sekolah negeri, ia tidak mendapatkan bantuan beasiswa. “Kami tidak ada bantuan, Pak. Jadi, saya harus membantu Mama mencarikan uang untuk sekolah. Kalau ke sekolah, saya jalan kaki. Sudah terbiasa,” ungkap Put dengan nada penuh kesederhanaan.
Di balik senyum cerianya, tersimpan tekad dan kesabaran yang luar biasa. Put adalah contoh nyata dari keberanian dan ketulusan seorang anak yang menghadapi berbagai tantangan demi mendapatkan pendidikan yang layak. Ia tidak hanya berjuang untuk masa depannya sendiri, tetapi juga untuk membantu keluarganya di tengah keterbatasan ekonomi.
Kisah Put mengajarkan kita tentang arti sebenarnya dari ketahanan dan cinta keluarga. Dalam dunia yang seringkali dipenuhi kesulitan, Put adalah cahaya harapan yang menginspirasi kita untuk lebih menghargai pendidikan dan membantu mereka yang membutuhkan. Semoga cerita Put menyentuh hati dan mengingatkan kita akan kekuatan tekad dan cinta yang tulus
Pesan untuk Pemerintah
Kisah Put, bocah berusia tujuh tahun yang dengan penuh semangat menjajakan stiker untuk membantu keluarganya membayar uang sekolah, adalah contoh nyata dari keberanian dan ketulusan anak-anak Indonesia yang berjuang dalam keterbatasan. Cerita Put mengingatkan kita tentang pentingnya memberikan perhatian lebih pada anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Pemerintah harus dapat mempertimbangkan langkah-langkah berikut untuk mendukung anak-anak seperti Put dan memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas:
Peningkatan Bantuan Pendidikan: Perlu adanya peningkatan bantuan pendidikan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, termasuk beasiswa dan bantuan finansial untuk biaya sekolah, guna mengurangi beban keluarga yang tidak mampu.
Program Pendukung: Pengembangan program-program yang mendukung anak-anak berpotensi seperti Put, dengan menyediakan akses ke pendidikan tambahan dan fasilitas yang memadai.
Kemudahan Akses Pendidikan: Memastikan bahwa semua anak, tanpa terkecuali, memiliki akses yang mudah dan merata ke pendidikan berkualitas, serta mengatasi hambatan geografis dan finansial yang mungkin dihadapi.
Peningkatan Kesadaran dan Dukungan: Meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dari keluarga kurang mampu dan melibatkan masyarakat dalam upaya mendukung mereka.
Kisah Put adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli dan berkomitmen dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi setiap anak Indonesia. Semoga tindakan nyata dari pemerintah dan masyarakat dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan.
( by Mds)
Leave a Reply