Jurnal8.com | Makassar – Kejadian tragis di Jalan Tinumbu, Makassar, mengejutkan publik setelah seorang anak yang diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ) berinisial SR (39 tahun) melakukan penganiayaan brutal terhadap ibu kandungnya, Siti Syamsia (64 tahun). Insiden yang berlangsung pada Selasa, 24 September 2024, ini menyoroti kembali tantangan besar penanganan kesehatan mental di Indonesia.
Dalam serangan tersebut, pelaku menggunakan sebilah parang yang hampir memutuskan leher korban. Selain itu, pundak korban mengalami robekan besar, dan jari-jarinya putus akibat sayatan tajam. Siti Syamsia segera dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Jalan Amari, Kelurahan Laiya, Kecamatan Bontoala, untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pelaku sempat dibawa ke Polsek setempat, namun tak lama kemudian kasus ini diambil alih oleh Polrestabes Makassar. Saat ini, SR tengah menjalani pemeriksaan untuk memastikan kondisi kejiwaannya.
Aspek Psikologis dan Medis:
Jika pelaku benar ODGJ, pertanyaannya adalah apakah ia memiliki riwayat gangguan mental yang terdiagnosis? Apakah ada tindakan medis sebelumnya yang dilakukan untuk mengatasi kondisi mentalnya?
Hal ini bisa menjadi perhatian bagi keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya penanganan yang tepat untuk orang dengan gangguan mental.
Aspek Hukum:
Apakah pelaku akan mendapatkan hukuman, atau akan dibawa ke rumah sakit jiwa untuk penanganan lebih lanjut?
Peristiwa ini memicu perhatian luas masyarakat yang mempertanyakan penanganan ODGJ di Indonesia.
Banyak yang prihatin dengan maraknya ODGJ berkeliaran di jalanan tanpa perawatan medis yang memadai. Keterbatasan fasilitas kesehatan mental,kurangnya akses terhadap layanan psikologis, dan stigma yang masih kuat di masyarakat menjadi penyebab utama masalah ini.
Banyak keluarga memilih menutup mata atau enggan mencari bantuan, karena takut mendapatkan cap negatif dari lingkungan sekitar.
Lebih dari itu, di berbagai daerah di Indonesia, layanan kesehatan mental masih jauh dari kata memadai. Keterbatasan ini membuat banyak ODGJ tidak mendapatkan perawatan yang tepat, bahkan diabaikan. Penanganan ODGJ seringkali tidak terintegrasi dengan kebijakan sosial dan kesehatan yang komprehensif,menyebabkan banyak keluarga kehilangan harapan untuk pemulihan anggota mereka yang mengalami gangguan mental.
Di sisi lain, masyarakat semakin kecewa dengan apa yang mereka lihat sebagai pembiaran oleh pemerintah. Banyak yang menganggap pemerintah tidak memberikan perhatian serius terhadap penanganan ODGJ, sehingga terus menjadi ancaman di masyarakat. Dalam kondisi ini, transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam menangani masalah kesehatan mental sangat dibutuhkan.
Pemerintah daerah, bersama dengan Dinas Sosial dan lembaga kesehatan terkait, diharapkan segera memperkuat akses layanan kesehatan mental, memperluas program rehabilitasi, dan mengadakan edukasi untuk mengurangi stigma sosial. Peran aktif masyarakat dalam melaporkan tanda-tanda gangguan mental juga sangat penting untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat.
Krisis kesehatan mental di Indonesia memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga kesehatan menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan ODGJ serta melindungi masyarakat dari potensi bahaya.
Tulisan redaksi jurnal8.com dapat mengingatkan pada kebijakan karena melibatkan isu kesehatan mental dan kekerasan dalam keluarga, yang sering kali berkaitan dengan pendekatan kebijakan publik.
Beberapa poin yang relevan adalah:
Kesehatan Mental: Kebijakan mengenai akses ke layanan kesehatan mental dan dukungan bagi ODGJ menjadi sangat penting, terutama dalam kasus kekerasan.
Perlindungan Anak dan Perempuan: Kebijakan untuk melindungi anggota keluarga, terutama perempuan dan anak, dari kekerasan domestik juga relevan di sini.
Pencegahan dan Intervensi Dini: Perlunya kebijakan yang mendukung intervensi dini untuk mendeteksi dan menangani masalah kesehatan mental sebelum berkembang menjadi tindakan kekerasan.
Kesadaran Masyarakat: Kebijakan yang mendorong pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan mental di masyarakat dapat membantu mengurangi stigma dan mendorong keluarga untuk mencari bantuan.
(@icky)