Jurnal8.com| Dalam era digital yang semakin maju, tantangan terbesar yang dihadapi oleh orang tua dan sekolah adalah bagaimana mengelola penggunaan gadget, terutama ponsel pintar, oleh anak-anak. Hal ini menjadi isu penting karena informasi yang beredar di media sosial dan kebiasaan sehari-hari secara langsung memengaruhi perilaku anak.
Kontrol dari Berbagai Pihak
Dalam sebuah diskusi ringan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Taufiq, menyatakan bahwa pengendalian konten di media sosial tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), tetapi melibatkan semua pihak, termasuk orang tua. “Banyak orang tanpa sadar ikut menyuplai konten yang memicu kebencian,” ujar Taufiq.
Meski konten tersebut mungkin tidak ditujukan langsung kepada anak-anak, mereka cenderung menyerap informasi dari lingkungan sekitar, termasuk dari cara orang dewasa berbicara.
Taufiq menambahkan, “Kesalahan yang diulang-ulang, meskipun kecil, bisa dianggap sebagai kebenaran oleh anak-anak. Jika banyak orang melakukannya, mereka akan menganggapnya sebagai hal yang normal. Padahal, apa yang mereka pelajari dari lingkungan sering kali merupakan kebohongan atau misinformasi.”
Pentingnya Pembatasan di Sekolah dan Rumah
Sekolah, sebagai institusi pendidikan, berperan penting dalam membatasi penggunaan gadget selama proses belajar mengajar. Namun, tantangan utama justru datang dari lingkungan rumah. “Di sekolah ada aturan yang melarang penggunaan ponsel, tetapi kita tidak bisa mengontrol sepenuhnya ketika anak berada di rumah. Mereka bebas mengakses gadget kapan pun,” jelas Taufiq.
Solusinya, menurut Taufiq, bukan dengan melarang anak-anak menggunakan gadget, melainkan dengan mengajarkan mereka bagaimana menggunakan perangkat tersebut dengan bijak.
Orang tua dan guru perlu mengajarkan anak-anak cara menyaring informasi yang mereka temukan di internet, serta bagaimana mengelola informasi yang diterima. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi mampu memilah mana informasi yang benar dan mana yang hanya hoaks.
Media Sosial yang Memanjakan Anak-Anak
Sementara itu, Ricky, seorang wartawan media online Jurnal8.com, menyoroti peran media sosial yang kerap kali ‘memanjakan’ anak-anak dengan konten yang kurang mendidik. “Media sosial tertentu terkadang terlalu memanjakan anak-anak dengan menyediakan informasi yang justru membuat mereka malas berpikir kritis,” ungkapnya. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua dan guru untuk terus mendampingi anak dalam menggunakan gadget.
Pada akhirnya, seperti yang disampaikan oleh Taufiq, di era digital ini, peran orang tua dan sekolah sangatlah penting dalam mengelola penggunaan gadget oleh anak-anak. Bukan dengan melarang sepenuhnya, tetapi dengan mengajarkan mereka cara bijak menggunakan teknologi.
Orang tua harus lebih berhati-hati dalam memperhatikan kebiasaan sehari-hari, karena hal tersebut bisa menjadi contoh yang diikuti oleh anak-anak. Gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan, namun bagaimana penggunaannya, terutama oleh generasi muda, harus dikelola dengan bijak dan penuh tanggung jawab.
(@ Icky)
Leave a Reply