“Tarian Keberanian: Epik Opu Daeng Risadju dalam Layar Lebar”

jURNAL8.COM|Pahlawan Nasional Perempuan, Opu Daeng Risadju, akan menghidupkan kembali legenda keberaniannya dalam sebuah epik layar lebar yang akan menjelajahi ruang dan waktu, mengungkapkan luka dan kebanggaan sebuah bangsa.

Keputusan besar untuk mengangkat kisahnya menjadi film monumental diumumkan dalam suasana tegang di ruang audiensi dengan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, di Jalan Amirullah, pada tanggal 16 Mei 2024.

Tim yang dipimpin oleh Nasrun Hamzah dengan penuh semangat menyampaikan rencana ambisius mereka untuk memulai produksi film ini, sebagai penghargaan kepada tokoh pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia dan Pahlawan Nasional yang berasal dari Tana Luwu, Opu Daeng Risadju. Dengan falsafah perjuangan yang menyala-nyala, mereka berkomitmen untuk mengabadikan kehidupan dan perjuangan beliau, yang melambangkan cinta mendalam terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Opu Daeng Risadju, tidak hanya dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan, tetapi juga sebagai perempuan pertama yang ditawan Belanda karena alasan politis, dan pernah memimpin Partai Syarikat Islam Indonesia Cabang Kota Palopo pada tahun 1930. Keberanian dan dedikasinya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia bersama Datu Luwu Andi Djemma menjadi fokus utama dari film ini.

Salah satu falsafah perjuangan beliau yang begitu kental dan memiliki makna kecintaan pada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni “Na Rekko Iyya Mu Accoweri Namu Mate, Mate Ri Santangiko”. Berarti apabila kamu ikut dengan saya, lalu kamu mati, maka kamu mati terhormat.

Intinya Wali Kota Makassar sangat mendukung gagasan kita untuk membuat film Opu Daeng Risadju. Selain itu juga disarankan agar bisa dibuat dalam bentuk film animasi/kartun agar bisa lebih mudah dipahami dan dicerna oleh anak-anak.

“(Makanya) kita bekerja mulai dari sekarang. Targetnya sudah bisa mulai tayang pada momentum Hari Perlawanan Rakyat Luwu tahun 2025 nanti,” jelas Sharma.

 

Penggarapan

film ini akan dimulai pada pertengahan tahun 2024, dengan lokasi syuting yang mencakup berbagai daerah di Luwu, seperti Makassar, Pare-pare, Belopa, Palopo, Masamba, dan Malili. Tim produksi tidak hanya mengandalkan talenta dari Jakarta, Makassar, dan Palopo, tetapi juga menggelar proses Open Casting di Makassar dan Palopo untuk mencari pemeran yang sesuai.

Dengan kolaborasi antara rumah produksi dari Jakarta dan sutradara yang juga berasal dari sana, bersama dengan tim lokal dari Makassar dan Palopo, film ini diharapkan akan menjadi sebuah pengalaman sinematik yang memukau. Konsep untuk mengadaptasi kisah Opu Daeng Risadju dalam bentuk animasi/kartun juga disarankan agar dapat dijangkau dan dipahami oleh generasi muda dengan lebih baik.

Dengan visi yang jelas dan semangat yang membara, tim produksi bertekad untuk menyelesaikan film ini tepat waktu sehingga dapat dirilis pada Hari Perlawanan Rakyat Luwu tahun 2025, sebagai penghormatan yang layak terhadap perjuangan dan warisan yang ditinggalkan oleh Opu Daeng Risadju. Melalui penceritaan yang dramatis dan penuh makna ini, mereka berharap dapat mengilhami dan mengenang warisan kepahlawanannya yang tak terlupakan bagi seluruh Indonesia.

Leave a Reply