Jurnal8.com| Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, sebuah proyek ambisius berdiri megah: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari. Dengan anggaran mencapai Rp 1,2 triliun, proyek ini menjanjikan perubahan besar dalam pengelolaan limbah dan kualitas hidup masyarakat.
Sejak dimulai pada 2019, pembangunan ini tidak hanya melibatkan dana dari APBN dan APBD, tetapi juga dukungan besar dari Asian Development Bank, yang menjadikannya salah satu proyek infrastruktur terpenting di Sulawesi Selatan.
IPAL Losari dirancang untuk memproses air limbah hingga 16.000 meter kubik per hari, dengan jaringan perpipaan sepanjang 96 kilometer yang mampu melayani sekitar 41 ribu kepala keluarga. Namun, di balik impian yang indah ini, bayang-bayang korupsi mulai mengintai.
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan mulai menginvestigasi proyek ini setelah temuan mencurigakan mengenai ketidaksesuaian antara laporan yang disampaikan dengan progres fisik yang ada di lapangan.
Dalam penyelidikan mendalam, dua nama muncul sebagai tersangka utama: JRJ, Direktur Cabang PT Karaga Indonusa Pratama, dan SD, Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Paket C3. Mereka dituduh melakukan manipulasi laporan progres fisik dan keuangan proyek.
Selisih bobot pekerjaan yang ditemukan mencapai 55,52%, sebuah angka yang mencengangkan dan berpotensi merugikan keuangan negara hingga Rp 7,9 miliar.
Tim penyidik dengan tegas menetapkan langkah-langkah untuk mempercepat proses hukum, termasuk usulan penahanan kedua tersangka.
Dalam sorotan media dan perhatian publik, Direktur Pusat Kajian Advokasi dan Anti Korupsi (PUKAT) Sulsel, Farid Mamma, SH., MH, menyerukan transparansi lebih lanjut.
Ia menekankan pentingnya memeriksa tiga kontraktor lainnya yang terlibat: PT Waskita Karya Tbk, PT Adhi Karya, dan PT PP (Persero) Tbk. ” Jangan hanya PT Karaga Indonusa Pratama saja yang diperiksa, Kita harus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam proyek ini bertanggung jawab dan tidak ada lagi ruang untuk manipulasi,” ujarnya kepasa awak media ini. Jumat 11 Oktober 2024
Dengan harapan akan keadilan dan transparansi, masyarakat Makassar menyaksikan perjalanan panjang proyek ini. Mereka berharap IPAL Losari tidak hanya akan menjadi simbol kemajuan, tetapi juga pelajaran berharga tentang pentingnya integritas dalam pengelolaan anggaran negara.
Kisah IPAL Losari bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang harapan, tanggung jawab, dan perjuangan melawan korupsi yang membayangi proyek-proyek publik.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat menantikan kejelasan dan akuntabilitas dari semua pihak yang terlibat, agar masa depan yang lebih baik dapat tercipta tanpa gangguan oleh praktik korupsi.
Baca juga:
Direktur Cabang PT Karaga Indonusa Pratama Jadi Tersangka Korupsi Proyek IPAL Losari
(@tim)
Leave a Reply