UKM Seni UNM Diharap Bentuk Citra Positif Kampus

Jurnal8.com|Makassar,-  Menandai 26 tahun usianya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Malam Puncak Harlah 26 UKM Seni UNM di Auditorium Arsyad Subik RRI Makassar, Sabtu 30 Juli 2018. Acara berkonsep Gerbang 26 dengan tema “Lalu Hingga Datang adalah Cinta yang Bergelora” merupakan kerjasama LPP RRI Makassar, UNM dan UKM Seni UNM.

“UKM Seni UNM berdiri sejak tahun 1992 tapi mulai perekrutan anggota tahun 1995,” begitu kisah Badaruddin Anwar, salah seorang pentolan UKM Seni UNM yang kini masih aktif sebagai pembina.

Pendiri UKM Seni UNM antara lain One Jaelani, Syarifuddin, Muh. Yamin, dan Nusuluddin, Badaruddin Anwar, yang akrab disapa Kak Bada, pernah menjadi Wakil Ketua Umum, pada periode 1998-1999.

Acara didahului dengan talkshow bertema Mahasiswa dan Budaya Kreatif yang dipandu penyiar RRI Pro2, Fitriyani Nur Alim, dan disiarkan secara live. Narasumber yang dihadirkan adalah Jabar Nur, mahasiswa UNM yang dikenal sebagai penggiat teater, Arif Rahman Daeng Rate, praktisi sastra lisan Makassar yang populer sebagai pasinrilik, dan Ketua FKP RRI Makassar, Rusdin Tompo.

Rusdin Tompo mengatakan bahwa budaya kreatif itu merupakan fitrah dan habit mahasiswa sebagai generasi muda, yang butuh ruang untuk mengekspresikan diri dan karyanya. Karena itu, kolaborasi antara RRI dengan dunia kampus menjadi bukti bahwa sebagai lembaga penyiaran publik, RRI menunjukkan kepedulian dan keberpihakannya bagi tumbuhnya talenta-talenta muda di bidang seni di daerah ini.

“Kerjasama ini juga merupakan salah satu cara RRI membangun jejaring dan menjaring pendengar dari generasi milenial yang begitu potensial,” jelas mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan itu.

Acara ini dihadiri Kabid Programa Siaran LPP RRI Makassar, Arwinny Puspita, Rektor UNM yang diwakili Pembantu Dekan III Fakultas Seni dan Desain UNM, Andi Iksan, S.Sn M.Pd, pengurus dan pembina UKM Seni UNM, serta aktivis mahasiswa dari beberapa kampus.

Dalam sambutannya, PD III Fakultas Seni dan Desain UNM, Andi Iksan, S.Sn, M.Pd, mengatakan bahwa aktivitas seni punya fungsi integrasi yang bisa menjadi perekat berbagai elemen kampus, khususnya mahasiswa. Sehingga, peran UKM seni diharapkan akan ikut membentuk citra positip kampus. Apalagi posisi UNM sebagai kampus besar dengan akreditasi A, yang butuh keterlibatan segenap civitas akademikanya, termasuk kontribusi dan prestasi mahasiswa di bidang seni.

Yuspri Rahman, Ketua Umum UKM Seni UNM, periode 2017-2018, mengatakan dalam kegiatan perayaan hari lahir organisasinya, semua tangkai seni menampilkan kebolehannya, seperti tangkai seni musik, teater, rupa, media, sastra serta tari.

Tidak mengherankan jika acara yang ditampilkan cukup beragam dan mampu memukau penonton yang hadir. Ada musiklisasi puisi, live painting, tari mamasa, dan pementasan musik. Ada juga pementasan teater berjudul Rumah Makan yang disutradarai Jabar Nur.

Pertunjukan teater yang diakui oleh sutradaranya sebagai teater eksperimental ini, ditampilkan dengan gaya karikatural. Dalam cerita digambarkan ada sebuah keluarga yang menghadapi persoalan beras untuk memberi makan anak-anaknya. Tapi, apakah alasan pengadaan beras semata-mata untuk cadangan pangan atau kepentingan lain? Nah, di situlah sisi menarik dari pertunjukan yang memadukan drama, musik dan tari ini.

Pertunjukan ala panggung broadway ini, bisa dijadikan refleksi atas kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah. Meski sarat kritik sosial, tapi teater ini begitu menghibur.

Acara ini dirangkaikan dengan pemberian penghargaan untuk para pekerja seni kampus dalam 5 tahun terkhir. Ada beberapa kategori, yakni pembaca puisi terbaik, penulis terbaik, unit kerja terbaik, pelukis terbaik, desain grafis terbaik, karya terbaik, koreografer terbaik, penari pria terbaik, penari wanita terbaik, komposer terbaik, musisi terbaik, pendatang baru terfavorit, best man behind the scene, sutradara terbaik, aktor terbaik, dan aktris terbaik.(*)

Leave a Reply