Jurnal8.com|Merujuk pada keputusan kepala Badan standar, kurikulum, asesmen pendidikan Kemdikbudriset no. 030/HK/G.00/2021 tanggal 9 Agustus 2021 tentang Prosedur Operasional Standar Asesmen Nasional bahwa jadwal sinkronisasi untuk masa simulasi Asesmen Nasional pada jenjang SD dan SMP se kota Makassar secara umum sukses dilalui oleh para proktor dan tenaga teknis masing-masing sekolah.
Hal ini dipaparkan oleh Plt. Kadis Pendidikan Makassar, Nielma Palamba, SH, M.Adm Pemb. telah menginstruksikan kepada kepala sekolah SD dan SMP untuk melakukan sinkronisasi data peserta didik, dan mekanisme pelaksanaan Asesmen Nasional tersebut.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa memang diakui ada beberapa sekolah di Kecamatan Sangkarrang yang masih memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaan Asesmen, mengingat akses internet atau jaringan yang masih terkendala, terutama yang berada di Pulau Lumu-Lumu, Pulau Langkai, Pulau Bonetambung dan Oulau Barrang Caddi, sehingga solusi yang diberikan adalah anak-anaknya akan mengikuti asesmen secara online dengan sistem menumpang pada beberapa sekolah yan punya jaringan internet, seperti di Sekolah di Pulau Barrang Lompo, Kodingareng dan pulau Lae-Lae, sehingga tidak alasan bahwa semua siswa yang sudah terdata sebagai sampel bagi siswa kelas V SD sebanyak 30 orang dan V siswa cadangan, jelasnya
Sedangkan jenjang SMP kls 8 dengan jumlah siswa 45 orang dan 5 siswa cadangan. Nielma Palamba menambahkan, Adapun jumlah sekolah SD di kota Makassar sebanyak 456 buah dan SMP sebanyak 222 buah yang tersebar pada sekolah negeri dan swasta.
Pihak Dinas Pendidikan Kota Makassar akan melakukan serangkaian sosialisasi, bimtek operator dan proktor serta tenaga teknisi bagi semua sekolah yang ada di Makassar.
Begitu pula bidang terkait yaitu bidang dikdas juga telah membentuk tim helpdesk yang akan terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk memberikan bantuan teknis yang dibagi dalam beberapa zona atau kecamatan, sehingga seluruh hambatan dan kendala yang dihadapi sekolah, bisa teratasi dan ada solusinya.
Secara teknis dirinci dan diuraikan oleh Kepala Seksi Pembelajaran Dikdas yang sekaligus Plh. Kabid Dikdas, Dr. Syarifuddin. M. Pd. menuturkan bahwa sistem asesmen nasional ini menjadi indikator evaluasi pendidikan dan sekaligus pemetaan mutu seluruh komunitas yang ada dalam satuan pendidikan.
” Kemendikbudriset telah memberikan sejumlah opsi kepada sekolah dlm proses asesmen tersebut. Jika siswa yg ikut asesmen ditentukan secara acak lewat dapodik, maka bisa dilakukan dengan beberapa gelombang dan sesi, sehingga pihak sekolah minimal hanya menyiapkan lima buah komputer atau laptop, artinya Asesmen Literasi Membaca bisa dibagi dua gelombang ( dua hari) dan setiap hari bisa dibagi dalam tiga sesi. Begitu pula asesmen Numerasi bisa juga dibagi dua gelombang (dua hari) dengan sistem sesi sama di asesmen literasi membaca.
Lanjut Syarifuddin menerangkan bahwa Pihak sekolah juga diberikan dua pilihan untuk sistem asesmen, yaitu sistem online dan sistem semi online.
” Sistem online artinya akses jaringan komputer tersambung langsung dengan Kemendikbudriset dengan ketentuan akses internet sekolah harus kuat dan memenuhi standar yang telah dipersyaratkan.
Sedangkan sistem semi online artinya di Sekolah disiapkan server dengan skala kecil untuk terkoneksi dengan jaringan Kemdikbud riset, lalu server inilah yang tersambung dengan komputer siswa yang akan melaksanakan asesmen tersebut. Hal ini dilakukan bilamana akses jaringan yang kurang kuat atau lemah di satuan pendidikan.” Terangnya. (Rls)
Leave a Reply