Jurnal8.com |MAKASSAR,~ Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan operasi penangan Covid 19 serta pendisiplinan protokol kesehatan, Pemerintah Kota Makassar bersama Kodam 1408/BS MKS menggelar rapat koordinasi bersama. Di Aula Sudirman Makodim 1408/BS Jalan Lanto Dg Pasewang. Senin (6/9/2021).
Dalam arahannya Danny mengatakan, kunci sukses menurunkan angka Covid 19 di kota Makassar berkat kolaborasi Pemkot Makassar bersama unsur TNI Polri.
“Kalau kita lihat angka angka terakhir, mestinya kita sudah menuju level kuning atau level 2, olehnya itu kami bersama TNI Polri tidak akan lengah untuk terus mengingatkan masyarakat, karena beberapa kota yang baru saja zona hijau kini kembali jadi zona hitam, jadi hati hati kita tidak bisa memandang enteng,” kata Danny.
Danny bahkan mengingatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi virus varian MU atau Lambada yang mempunyai daya tular yang lebih kencang.
“Kalau kemarin Delta kalau ini namanya Lambada, nah varian ini masih misterius juga, tapi yang jelas kita harus belajar dari pengalaman varian delta dan tetap perhatikan protokol kesehatan,” ucap Danny.
Danny menjelaskan dalam mengantisipasi varian MU atau Lambada kita harus belajar dari pengalaman menangani Covid 19 dengan kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yakni menerapkan 3 M.
“Untuk menerapkan 3 M, ada 4 hal yang harus kita perhatikan; yakni dengan menjaga adaptasi sosial dimasyarakat, dimana masyarakat sudah berpindah memakai masker jangan sekali kali buka masker memakai masker, menjaga inovasi, menjaga kolaborasi bersama TNI – Polri serta bagaimana kita bergerak serentak secara kolektifitas,” jelasnya
Rakor dihadiri Komandan Kodim (Dandim) 1408 BS Makassar Kolonel Kav. Dwi Irbaya, Wakapolrestabes Makassar, AKBP Budi Susanto, Dinas Kesehatan dan tenaga medis Makassar Recover, serta Babinsa dan Binmas Kelurahan.
Seperti kita ketahui Varian Covid-19 baru kembali ditemukan. Dilaporkan, vaksin Covid-19 tidak efektif dalam menghadapi varian yang disebut sebagai varian Lambda tersebut. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengklasifikasikan varian ini sebagai variant of interest.
Melansir Jerusalem Post, varian Lambda saat ini beredar di beberapa negara Amerika Selatan dengan kecepatan tinggi, dan keberadaan mutasi kritis telah terdeteksi pada lonjakan protein.
Sementara dampak mutasi pada kekebalan antibodi pasien dan efisiensi vaksin tidak sepenuhnya diketahui. Adanya fakta bahwa varian Delta telah mengurangi efisiensi vaksin menjadi sekitar 64%, telah membuat WHO berpikir adanya kekhawatiran atas resistensi serupa terkait varian ini.
Efek dari varian Lambda diperiksa oleh tim peneliti, dan hasilnya dibagikan dalam studi yang tidak ditinjau sejawat yang diterbitkan oleh situs web Ilmu Kesehatan “medRxiv.”
Para peneliti menggunakan sampel plasma dari petugas kesehatan di Santiago, Chili yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac Covid-19, untuk membandingkan efisiensi vaksin terhadap varian baru dibandingkan dengan bagaimana vaksin itu bereaksi terhadap strain yang lebih tua.
Mereka menyimpulkan bahwa mutasi yang ada pada protein lonjakan varian Lambda sangat mengurangi efisiensi vaksin dibandingkan dengan varian Alpha dan Gamma, meskipun tidak ada perbandingan yang dibuat antara varian Lambda dan Delta.
Awalnya diidentifikasi di Peru tahun lalu, varian Lambda bertanggung jawab atas 82% kasus Covid-19 baru di Peru selama dua bulan terakhir. Sekitar sepertiga kasus di Chili dalam jangka waktu yang sama juga disebabkan oleh jenis Lambada.
Selain itu, menurut majalah Fortune, Inggris adalah salah satu dari sedikit negara non-Amerika Selatan yang telah mengidentifikasi varian ini dalam beberapa kasus. (RLS)
Leave a Reply